Selasa, 18 September 2012

All about Gurun

A. PENGERTIAN GURUN Gurun adalah suatu daerah dimana curah hujannya sangat kecil yaitu kurang dari 250mm/tahun, sifat udaranya kering dan hampir tidak ada tumbuh-tumbuhan yang hidup.Gurun disebut juga daratan kering,karena klasifikasi gurun berdasarkan tingkat kekeringan di suatu wilayah.Hampir seperempat permukaan bumi daratan merupakan daerah gurun dengan temperatur yang dapat melebihi 55 derajat Celcius pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari. Gurun-gurun yang terbesar di dunia antara lain:Gurun Sahara di Afrika Utara,Gurun Sonora di Amerika dan Gurun Kalahari di Afrika Tengah. Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Curah hujan sangat rendah, <250 mm/tahun dengan intensitas panas matahari sangat tinggi. 2. Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan. 3. Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun drainase 4. Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya tumbuhan yang mempunyai daun yang kecil seperti duri dan berakar panjang. • Daun yang kecil berfungsi untuk mengurangi penguapan • Akar panjang berfungsi untuk mengambil air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan spons. Selain gurun-gurun tersebut di atas, di dunia terdapat beberapa gurun-gurun besar. Ini dapat dilihat dari peta gurun-gurun terbesar di dunia: Pada peta diatas dapat dilihat letak gurun-gurun besar.Misalnya di Afrika terdapat dua gurun besar yaitu Sahara dan Kalahari.Di benua Australia terdapat gurun Great Sandy Simpson.Di Amerika terdapat Gurun Sonora dan Asia terdapat Gurun Arabia. B. PROSES TERJADINYA GURUN Gurun terjadi karena proses pelapukan bantuan oleh cuaca yang variasi temperatur antara siang dan malam sangat tajam.Batuan yang menjadi sangat panas pada siang hari kemudian menyusut dan pecah karena suhu yang sangat dingin pada malam hari. Proses pelapukan ini berlangsung ribuan tahun,bahkan ada yang telah berumur jutaan tahun,seperti Gurun Sahara di Afrika Utara. Terjadinya gurun pasir juga dapat disebabkan oleh penguapan air tanah yang berlebihan oleh pemanasan matahari tehadap permukaan tanah dan atmosfir.Padahal pemanasan atmosfer dalam waktu yang lama akan memperkecil kemungkinan terjadinya hujan(kondensasi). Jika itu terus berlanjut tanah pun menjadi gersang dan kemudian terciptalah gurun pasir. C. JENIS-JENIS GURUN Gurun dapat dibedakan berdasarkan: 1.Curah hujan dan tingkat kekeringannya,gurun dibagi atas: a. Gurun sangat kering,yaitu gurun yang selama 12 bulan hampir tidak ada hujan. Contohnya:gurun Thar,India. b. Gurun kering, yaitu gurun yang curah hujannya kurang dari 250mm\tahun. Contohnya: gurun Agatsya Malai,India. c. Gurun setengah kering,yaitu gurun yang curah hujannya antara 250mm-500mm/tahun. Contohnya:gurun Oregon Timur,di Amerika Serikat 2. Berdasarkan lintang dan lokasi keberadaannya Berdasarkan lintang dan lokasi keberadaannya gurun dibagi menjadi 4 macam,yaitu Gurun Kutub,Gurun Subtropis,Gurun Musim dingin dan Gurun Pantai Dingin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Nama Tipe Gurun Luas Lokasi Antartika Kutub 14.2 juta km2 Antartika Arctic Kutub 13.9 juta km2 Alaska ,Kanada, Greenlaend,Iceland, Norwegia, Swedia, Finlandia, Russia Sahara Subtropis 9 juta km2 Afrika Utara Arabia Subtropis 2.6 juta km2 Semenanjung Arab Gobi Musim Dingin 129.5000 km2 Cina dan Mongolia Patagonian Musim Dingin 673.400 km2 Argentina Great Victoria Subtropis 647.500 km2 Australia Kalahari Subtropis 569.800 km2 Afrika Selatan, Botswana, Namibia Great Basin Musim Dingin 492.100 km2 Amerika Serikat Thar Subtropis 453.250 km2 India, Pakistan Chihuahuan Subtropis 453.250 km2 Mexicio Great Sandy Subtropis 388.500 km2 Australia Kara-Kum Musim Dingin 349. 650 km2 Uzbekistan, Turkmenistan Dataran Tinggi Colorado Musim Dingin 336.700 km2 Amerika Serikat Gibson Subtropis 310.800 km2 Australia Sonora Subtropis 310.800 km2 Amerika Serikat, Mexico Taklamakan Musim Dingin 27.195 km2 Cina Iranian Musim Dingin 259.000 km2 Iran Simpson Subtropis 145.040 km2 Australia Mojave Subtropis 139.860 km2 Amerika Serikat Atacama Pantai dingin 139.860 km2 Chile Namibia Pantai dingin 33.670 km2 Angola, Namibia, Afrika Selatan D. FLORA DAN FAUNA GURUN Flora yang hidup di kawasan gurun adalah: Kaktus & Kurma Fauna yang hidup di kawasan gurun adalah Strategi Hewan Gurun Mengatasi Suhu Panas 1. Unta Dromedari Dromedari, anggota suku unta, sanggup menahan perubahan suhu tubuh yang lebih besar daripada kebanyakan binatang berdarah panas lainnya. Suhu tubuhnya dapat berkisar antara 34-41 derajat C. Karena suhunya turun sangat drastis pada malam hari, unta tersebut tetap merasa dingin untuk jangka waktu yang lebih lama pada siang hari berikutnya. Dengan demikian, uap air yang hilang melalui keringat unta hanya sedikit. 2. Kadal Gurun Selama siang hari, kadal gurun menggali lubang dengan kakinya yang berjumbai. Lubang di bawah permukaan relatif dingin. Penutup di atas mata dan lubang hidungnya menahan butir-butir pasir. 3. Kalajengking Pada siang hari, beberapa kalajengking masuk ke dalam lubang agar tetap dingin dan muncul untuk berburu setelah matahari terbenam. 4. Celepuk Kaktus Di barat daya Amerika Serikat, celepuk kaktus yang kecil bersarang di kaktus saguaro atau pohon gurun pada siang hari dan keluar terbang tinggi untuk berburu serangga dan larva serangga dalam lindungan kegelapan. 5. Rubah Fennec Rubah fennec kecil Afrika Utara menunggu datangnya senja di bawah naungan batu. Telinga sepanjang 15 cm itu membantu mendinginkan tubuh dengan membuat permukaan luas untuk menyebarkan panas. 6. Jerboa Jerboa Afrika Utara tidur di lubangnya selama siang hari. Binatang ini tidak minum air karena dapat memproses sedikit air yang diperlukannya dari biji-bijian yang dikumpulkannya. 7. Tikus Kangguru Tikus kangguru berekor cemeti terdapat di gurun Amerika Utara. Hidupnya dalam lubang bawah tanah yang dalam. Tikus ini dapat melompat seperti kangguru dan menggunakan ekornya untuk keseimbangan. Binatang ini menjadi giat pada malam hari ketika gurun menjadi dingin. Tikus ini tidak minum air karena memperoleh air yang dibutuhkannya dari biji-bijian. 8. Adaks Adaks adalah antelop besar Afrika Utara yang pada saat dewasa dapat mencapai berat 135 kg. Seperti penghuni gurun lainnya, termasuk beberapa jenis antelop lainnya, adaks memperoleh air dari tumbuhan. Dengan merumput pada pagi atau sore hari, antelop ini dapat hidup berminggu-minggu tanpa minum. 9. Kura-kura Darat Kura-kura darat membawa air dalam cadangan di bawah cangkangnya. Reptilia sangat cocok dengan iklim gurun. Binatang ini memperoleh sebagian besar airnya melalui makanan dan hampir tidak melepaskan air sedikit pun melalui kulit. Seperti halnya tikus kangguru, reptilia mampu mengeluarkan sisa makanannya dalam bentuk sangat pekat dengan cairan sedikit saja. E. 10 GURUN TERLUAS DIDUNIA 1. Gurun Sahara >> Sahara Desert Lokasi : Afrika Utara Luas Area : mil persegi = 3.500.000 km persegi = 9.100.000 Merupakan Gurun Terluas di Dunia yang terletak di sepanjang Pantai utara hingga pantai barat Pulau Afrika dan melewati beberapa negara di Bagian Utara Afrika seperti tunisia, mesir, aljazair dan maroko. 2. Gurun Australia >> Australia Desert Lokasi : Australia Luas Area : mil persegi = 1.300.000 km persegi = 3.400.000 Merupakan gurun terluas nomor dua di bumi ini yang meliputi Gibson, Great Sandy, Great Victoria dan Simpson, seperti Sahara. Australia Desert salah satu sisinya juga berhimpitan langsung dengan Samudra Hindia. 3. Gurun Semenanjuung Arab >> Peninsula of Arabic Desert Lokasi : Semenanjung Arab Luas Area : mil persegi = 1.000.000 km persegi = 2.600.000 Adalah gurun terluas ketiga di dunia yang wilayahnya berada di Asia Barat meliputi gurun an-Nafud dan Rub al-Khali. 4. Gurun Turkestan >> Turkestan Desert Lokasi : Asia Tengah Luas Area : mil persegi = 750.000 km persegi = 1.900.000 Gurun yang meliputi Kara-Kum dan Kyzylkum ini sebagian besar berada di wilayah negara pecahan Uni Soviet seperti turkmenistan dan kirgyztan. Dengan karakterisitik yang bahkan tanaman spesialis gurun tidak dapat bertahan . 5. Gurun Gobi >> Gobi Desert Lokasi : Asia Tengah Luas Area : mil persegi = 500.000 km persegi = 1.300.000 Gurun Gobi ini terletak di Sebagian wilayah China bagian utara yang berbatasan dengan Mongolia. 6. Gurun Amerika Utara >> North America Desert Lokasi : USA dan Mexico Luas Areal : mil persegi = 500.000 km persegi = 1.300.000 Gurun yang masuk dalam wilayah ini adalah Great Basin, Mojave, Sonorah dan Chiahuahuan, dan karena menjadi salah satu perbatasan antara Negeri Paman Sam dan Mexico. Maka sering sekali terjadi permasalah antar kedua negara menyangkut warga negara kedua negara bermasalah yang melewati perbatasan. 7. Gurun Patagonia >> Patagonia Desert Lokasi : Argentina Luas Areal : mil persegi = 260.000 km persegi = 670.000 Gurun terluas ketujuh di dunia ini terletak di Negara Argentina bagian selatan dengan karakteristik yang masih bisa ditumbuhi tanaman khas gurun seperti kaktus. 8. Gurun Thar >> Thar Desert Lokasi : India dan Pakistan Luas Area : mil persegi = 230.000 km persegi = 600.000 Gurun yang terletak di India dan Pakistan bagian utara ini sering sekali dilanda badai angin. 9. Gurun Kalahari >> Kalahari Desert Lokasi : Afrika Luas Area : mil persegi = 220.000 km persegi = 570.000 Gurun dengan karakteristik berbatu seperti ini sangat cocok untuk anda yang suka akan tantangan, khususnya relly mobil maupun motor. 10. Gurun Takla Makan >> Takla Makan Desert Lokasi : Tiongkok Luas Area : mil persegi = 185.000 km persegi = 480.000 Dan urutan terakhir jatuh pada Gurun Takla Makan, meskipun terlihat indah saat sunset seperti gambar disamping, namun gurun yang terletak di Tiongkok bagian barat laut ini bila malam memiliki suhu dingin yang sangat ekstrim. F. 10 GURUN PASIR TERINDAH DIDUNIA 1. Gurun Sahara (Afrika Utara) Gurun Pasir Terbesar di Dunia Keajaiban Gurun Sahara Gurun Sahara memang sangat unik dan ajaib. Persis di tengah padang pasir terdapat pegunungan Ahaggar yang sangat tinggi menjulang. Di sebelah timur laut padang pasir terdapat dataran tinggi berbatu yang terkenal dengan sebutan Tassili. Di sebelah utara dan barat terdapat lautan pasir nan luas bernama Erg. Salah satu keajaiban Sahara yang hingga kini masih sangat melegenda adalah keberadaan Oasis, daerah yang memiliki tingkat kesuburan tanah sangat tinggi. Terdapat 90 oasis yang tersebar di seluruh penjuru gurun. Salah satu karakteristik Gurun Sahara yang juga dipunyai oleh 12 gurun utama dunia lainnya, adalah soal curah hujan. Hampir sepanjang tahun, hujan sangat jarang turun di kawasan tersebut. Suhu siang hari di Sahara bisa sangat menyengat, tapi sebaliknya pada malam hari bisa menusuk tulang karena terlalu dingin 2. Antarctica Gurun Terlembab dan Juga Terkering 3. The Black Desert (Mesir) Gurun pasir “Hitam” 4. Simpson Desert (Australia) Gurun pasir merah 5. Namib (Namibia) Satu-satunya gurun pasir yang ada gajahnya 6. Atacama (Chile) Gurun yang paling asri, penuh dengan bunga-bunga indah. Sulit dipercaya. 7. Farafra (Mesir) Gurun “putih” 8. Salar De Uyuni (Bolivia) Gurun garam, karena gurun ini dipenuhi dengan garam hasil dari kristalisasi 9. Lencois Maranheses (Brazil) Gurun pasir dengan laguna indah. 10. Taklamakan (Asia Tengah) Gurun pasir yang dilapisi salju G. FENOMENA GURUN Tipuan Pantai hingga Serbuan Beribu Ton Pasir ALAM memang menyimpan banyak misteri. Termasuk gurun pasir yang sering digambarkan sebagai salah satu medan alam cukup berat. Gurun dengan karakteristik udara yang panas berpotensi membentuk fenomena menarik. Termasuk, adanya fatamorgana dan oase. Bagaimana fenomena itu terjadi? Gurun pasir merupakan salah satu bioma tempat bersemayamnya makhluk hidup dengan karakteristik berbeda dengan bioma lain. Terbentuknya gurun juga dipengaruhi kondisi geografis daerah setempat. Misalnya, Benua Afrika yang cenderung didominasi iklim kering. Maka, tidak salah banyak bertebaran gurun di benua hitam itu. Perbedaan suhu yang cukup tinggi antara siang dan malam juga memicu pelapukan fisika atau mekanik. Hal itu akan menimpa batuan di area tersebut sehingga mendukung terbentuknya lautan pasir. Setelah terbentuk lautan pasir, muncul beberapa fenomena yang menghiasi eksistensi gurun. Selain adanya fatamorgana dan oase, gurun memiliki kontur atau beda tinggi sehingga ada bagian yang dinamai bukit pasir atau sand dunes. Proses terbentuknya bukit pasir memang nggak jauh dari peran angin yang membawa pasir itu berkumpul. Lalu, membentuk adanya gelombang-gelombang pada gurun. Nah, di antara gelombang-gelombang itu, ada yang sampai menjadi bukit. Ada juga yang dinamakan dengan pasir isap. Ya, pasir isap itu ada karena percampuran antara pasir dan air. Ketika terbebani atau mendapat tekanan dari atas, komponen pasir dan air menjadi tidak stabil. Dominasi air yang banyak tersebut akan membuat permukaan menjadi lembek. Karena hal itu pula, banyak benda tersedot masuk jika berada di permukaannya. Sebenarnya, terisapnya benda di pasir hampir mirip di lumpur. Namun, saat kedalaman tertentu, lumpur akan stabil. Benda yang tersedot masuk pun terhenti. Tidak terus terperosok. Beda dengan pasir isap yang cenderung tidak stabil. Benda yang terisap pun belum tahu bakal berhenti pada kedalaman berapa. Ada satu lagi fenomena yang cukup diwaspadai, yaitu adanya badai gurun. Badai itu sering membawa beribu ton meter kubik pasir ke kota terdekat atau sekitar gurun. Tanda-tanda terjadinya badai gurun pun sebenarnya mudah ditebak. Salah satunya adalah angin mulai berembus tak beraturan. Untuk itu, kita perlu melakukan persiapan matang sebelum menjelajahi gurun pasir yang kering. Perlengkapan seperti kompas dan peta wajib dibawa. H. PENUTUP Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa gurun merupakan daerah yang sangat kering, hujan sangat jarang sehingga hanya tumbuhan dan binatang tertentu yang dapat hidup di daerah tandus seperti ini. Namun demikian gurun juga terdapat di berbagai belahan bumi seperti di kutub, daerah subtropis, musim dingin dan pantai dingin. DAFTAR PUSTAKA http://andimanwno.wordpress.com/2009/01/22/bioma-gurun/, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/Gurun, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://www.scribd.com/doc/38167640/BIOMA-GURUN, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://muktionodimi.blogspot.com/2011/09/makalah-tentang-bioma-gurun-bioma.html, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://riyn.multiply.com/journal/item/15?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100721140722AA8dFfv, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://blog-indonesia.com/blog-archive-13738-551.html, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_gurun_di_dunia, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://terselubung.blogspot.com/2010/09/10-gurun-pasir-terindah-di-dunia.html, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Gurun/, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://rovicky.wordpress.com/2008/06/16/terbentuknya-gurun-bukan-karena-pohonnya-ditebangi/, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB. http://www.kejut.com/padanggurun, Diakses pada tanggal 27 November 2011 pukul 09.00 WIB.

Artikel Efek Rumah Kaca

ARTIKEL EFEK RUMAH KACA Diposkan oleh Andini Laras Ati IX-G SMPN 37 SURABAYA di 06:21 Kamis, 17 Februari 2011 Sumber: artikel-efek-rumah-kaca.html Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Penyebab Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi yang masuk ke Bumi: • 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer • 25% diserap awan • 45% diserap permukaan bumi • 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Akibat Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Laporan Praktikum Suksesi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI SUKSESI TUMBUHAN Disusun oleh Nama : LAELA NURMILASARI NIM : 59461193 Kelas : IPA Biologi B/ V Kelompok : 2 Asisten : Ali Imron LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011 A. TUJUAN Untuk mengetahui proses suksesi alami dari bahan garapan B. LANDASAN TEORI Suksesi adalah proses perubahan, astu arah secaraa teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunits baru yang berbeda dengan komuitas semula.Dengan perkataan lain suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbng menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. komuitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan sering kali perubahan itu merupakan pergantian satu komunitas oleh komunitas lain.pada sebidang kebun yang telah di panen dan ditinggalkan idak dinamai lagi akan bermuncula berbagai jenis tumbuhan liar yang membentuk komunitas. Apabila lahan tersebut dibiarkan cukup lama maka komunitas tumbuhan yang terbentuk dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan komposisi jenis. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke arah satu pembentukan komunitas secara teratur disebut suksesi. dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: • Cangkul • Tali Rafia • Label • Meteran • Patok Kayu 2. Bahan: • Lahan alami seluas 5 x 5 m2 yang terbagi dalam kotak-kotak berukuran 1 x 1 m2 D. PROSEDUR KERJA 1. Membersihkan lahan garapan dengan cangkul dari ruput-rumputan dan tumbuhan yang hidup di halaman tersebut 2. Petak lahan garapan ukuran 5 x 5 m2 dibagi-bagi menjdi petak kecil yang berukuran 1 x 1 m2, dengan menggunakan meteran dan dibatsi oleh tali rafia. selanjutnya membiarkan petak pengamatan tersebut selama satu minggu 3. Setelah satu minggu mengamati jenis tumbuhan yang tumbuh pada masing-masing 1 x 1 m2 dan catat mngenai jumlah dan jenis tumbuhan yang ada serta mengukur tingginya. 4. Pengamatan petak percobaan 1 x 1 m2 dilakukan setiap minggu selama 8 minggu 5. Mencatat perubahan komposisi tumbuhan tersebut dan membandingkan hasil pengamatan dari setiap minggu 6. Dari data hasil pengamatan apakah ada perubahan jenis tumbuhan dari komunitas percobaan tersebut selama pengamatan Petak Percobaan Suksesi Sekunder 1 m 3 1 m 2 1 4 5 E. HASIL PENGAMATAN Tabel hasil pengamatan suksesi selama 6 minggu No/ Minggu Nama Jenis Jumlah Individu t0 - - t1 - - t2 • rumput • sansiviera • lamtoro 22 1 198 t3 • rumput • lamtoro (tumbuh semakin besar) • kunyit 28 198 3 t4 • rumput • kunyit • lamtoro semakin besar 63 4 190 t5 • lamtoro berkurang • kunyit semakin membesar • rumput 175 4 20 t6 • rumput • kunyit semakin membesar • lamtoro makin besar namun berkurang 18 4 160 Foto hasil pengamatan: Minggu ke-1 Lamtoro Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minggu ke-5 Minggu ke-6 F. PEMBAHASAN Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai suksesi. Kita ketahui bahwa komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi). Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu, akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis). Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan. Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropic. Pada praktikum kali ini yang berjudul suksesi tumbuhan yang dilakukan di lahan kebun botani (Belakang laboratorium Biologi) melakukan pengamatan tentang perubahan populasi tanaman yang lahannya sudah dibersihkan terlebih dahulu, apakah ada perubahan dari lahan tersebut dan tanaman apa saja yang tumbuh. Dalam pelaksanaan praktikum ini dibuat petak seluas 5 x 5 m2 kemudian dibuat lagi petakan-petakan kecil dengan ukuran 1 x 1 m2. Setelah dibuat petakan-petakan tersebut diamati apakah ada perubahan yang terjadi, tanaman apa saja yang tumbuh, banyak tanaman yang tumbuh, jenis-jenis tanaman yang tumbuh dan tinggi tanaman. Pengamatan ini dilakukan setelah 1 minggu lahan tersebut dibersihkan dan dibuat petakan-petakan sampai minggu ke enam. Setelah dilakukan pengamatan ternyata ada perubahan yang terjadi. Banyak tanaman yang tumbuh dan tanaman tersebut bervariasi. Tanaman yang paling banyak tumbuh yaitu lamtoro dan rumput teki atau bisa disebut dengan gulma, walaupun tanaman ini tumbuhnya tidak terlalu besar namun rumput teki sangat mudah tumbuh dijenis tanah apapun sehingga rumput teki lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain. Tumbuhnya banyak spesies lamtoro dimungkinkan karena lahan yang kami buat petakan tersebut letaknya tidak begitu jauh dari pohon lamtoro yang sudah dewasa/ tua, kemungkinan jatuhnya biji dari buah pohon lamtoro tersebut yang terbawa angin sehingga masuk kedalam petakan yang kami buat dan akhirnya tumbuh tanaman lamtoro yang baru. Ada perbedaan dari tiap minggu dilakukannya pengamatan. Pada minggu pertama belum terlihat banyak tanaman yang tumbuh, tapi pada minggu kedua sudah banyak jenis tanaman yang tumbuh, salah satu yang mendominasi adalah Tanaman Kunyit. Setiap minggu tanaman ini mengalami pertumbuhan yang relative cepat dibanding dengan tanaman yang lain seperti Sansiviera. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung Organisme individu atau populasi yang terbentuk sebagai kumpulan populasi spesies dalam daerah tertentu, yang membentuk suatu komunitas, suatu komunitas dapat berada dalam berbagai ukuran, misalnya komunitas hutan besar, laut atau komunitas kayu busuk. Para ahli tumbuhan dan hewan memerikan komunitas secara beragam. Semua definisi komunitas memiliki pandangan tertentu secara umum. Ini adalah beberapa spesies hadir dalam daerah yang sama dimungkinkan untuk mengenali satu jenis komunitas karena kelompok spesies yang sama dengan komposisi kurang lebih tetap hadir dalam ruang dan waktu; komunitas cenderung menciptakan kestabilan dinamis. Setiap gangguan cenderung diatur oleh aturan sendiri. Iklim merupakan faktor penentu dalam proses menuju klimaks. Adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks karena beberapa faktor selain iklim, misalnya ada perubahan tipe tanah, dipakai untuk penggembalaan hewan, terbakar, dan lain-lain. Dengan demikian, vegetasi dalam tahap perkembangan yang tidak sempurna ( tahap sebelum klimaks yang sebenarnya ), baik oleh faktor alam atau buatan. Keadaan ini disebut subklimaks. Komunitas tanaman subklimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya jika faktor-faktor penghalang atau penghambat di hilangkan. Laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies berlangsung dengan cepat pada fase awal suksesi, kemudian menurun pada perkembangan berikutnya. Kondisi yang membatasi laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies pada tahap berikutnya adalah faktor lingkungan yang kurang cocok untuk mendukung kelangsungan hidup permudaan jenis-jenis tertentu. (Marsono dan Sastrosumarto, 1981). Soerianegara dan Indrawan (1988) menyebutkan dalam pembentukan klimaks terjadi 2 perbedaan pendapat yakni; paham monoklimaks dan paham polylimaks. Paham monoklimaks beranggapan bahwa pada suatu daerah iklim hanya ada satu macam klimaks, yaitu formasi atau vegetasi klimaks iklim saja. Ini berarti klimaks merupakan pencerminan keadaan iklim, karena iklim merupakan faktor yang paling stabil dan berpengaruh. Suksesi terjadi melalui beberapa tahap nudasi, invasi, reaksi, stabilitas dan klimaks. Nudasi adalah proses pembentukan terjadinya wilayah/ daerah gundul baru. Invasi adalah datangnya/ kemunculan bakal kehidupan bermacam-macam organisme dari suatu daerah ke daerah yang baru dan menetap didaerah tersebut. Invasi dikatakan sempurna jika telah dapat berubah dan dikatakan sempurna bila telah adanya penyesuaian dn agregasi. Selanjutnya setiap organisme akan bersaing dan berusaha memodifikasikan lingkungan dalam wilayahnya agar mereka dapat bertahan hidup. Tinghkat terakhir dari proses suksesi adalah ketika komunitas tersebut stabil. Sehingga dari hasil pengamatan, dapat diketahui dari minggu pertama hingga minggu ke enam pengamatan selalu mengalami kenaikan/ peningkatan jumlah dan jenis individu yang tumbuh. Jadi, dalam percobaan mengalami adanya perubahan. Suksesi ini berarti proses yang terjadi secara terus menerus yang ditandai oleh perubahan vegetasi, tanah, iklim dimana proses ini terjadi. Suksesi ini berlangsung karena habitat tempat tumbuh tumbuhan mengalami modifikasi oleh beberapa daya kekuatan alam dan aktivitas organisme hidup berupa perubahan – perubahan terhadap tanah, air, kimia dan lain – lain. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut : 1. Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan. 2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu. 3. Kehadiran pemencar benih. 4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan. 5. Jenis substrat baru yang terbentuk 6. Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi. G. KESIMPULAN Dari praktikum suksesi tumbuhan dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pada lahan garapan terdapat tumbuhnya jenis tanaman yang membentuk suatu komunitas baru. Suksesi tersebut adalah suksesi sekunder yang terjadi suatu komunitas atau ekosistem baru dari gangguan buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuhan sehingga dalam komunitas atau ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Dalam pengamatan jumlah individu yang tumbuh semakin meningkat walaw ada penurunan jumlah namun jenisnya tambah beragam. LEMBAR PENGESAHAN Cirebon, Desember 2011 Asisten Praktikum, Ali Imron Praktikan, Laela Nurmilasari Mengetahui, Dosen Pengampu Djohar Maknun, S.Si M. Si DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 1994. Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. Jamili, Muksin. 2003. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ekologi. FMIPA Unhalu: Kendari. Odum, H. T. 1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. UGM Press: Yogyakarta. Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM Press: Yogyakarta. Soemarwoto, O. 1983. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan: Jakarta. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi :Menopang Pengetahuan Ilmu-ilmu lingkungan. UI Press, Jakarta. Arianto. 2008. Pengertian Suksesi. Diakses dari sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html , pada tanggal 28 November 2011, pukul 14.00 WIB. Catrika. 2011. Klasifikasi Makhluk Hidup di Parkiran Sekolah. Diakses dari http://freakskak.blogspot.com , pada tanggal 28 November 2011, pukul 14.00 WIB. SysYessy. 2011. Laporan Praktikum Ekologi Pertanian. Diakses dari http://sysyessy.blog.com/2011/10/22/laporan-tetap-praktikum-ekologi-pertanian-suksesi-tumbuhan/, pada tanggal 28 November 2011, pukul 14.00 WIB. Irwanto. 2011. Suksesi Hutan. Diakses dari http://irwantoforester.wordpress.com/suksesihutan/, pada tanggal 28 November 2011, pukul 14.00 WIB. ________. 2011. Suksesi. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/73262753/Suksesi, pada tanggal 28 November 2011, pukul 14.00 WIB.

Laporan Praktikum Analisis Vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI ANALISIS VEGETASI Disusun oleh Nama : LAELA NURMILASARI NIM : 59461193 Kelas : IPA Biologi B/ V Kelompok : 2 Asisten : Ali Imron LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011 A. TUJUAN Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati. B. LANDASAN TEORI Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan bebrbagai kendala yang ada. Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk praktikum/penelitian, yaitu metode kuadrat, metode kuadran, metode garis menyinggung, dan profil arsitektur. Metode Kuadrat Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva Spesies Area. Setelah luas minimum area dari satuan petak contoh yang dianggap mewakili suatu tipe komunitas tertentu telah kita peroleh, maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan contoh tersebut. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m2, cm2 dan lain-lain. Bentuk petak contoh dalam metode kuadrat pada dasarnya ada 3 : a) bentuk lingkaran, b) bentuk bujur sangkar, dan c) bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dipakai untuk analisis vegetasi herba yang bergerombol, karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba rendah, bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luas yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur sangkar memiliki keuntungan apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian bentuk lingkaran mempunyai keuntungan dibandingkan dengan bentuk geometris lainnya. Bentuk lingkaran juga lebih efisien digunakan pada daerah-daerah dengan tipe vegetasi yang berkelompok seperti daerah gurun pasir. Metode Kuadran Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang bentuk pohon atau tihang, contohnya vegetasi hutan. Metode Garis Menyinggung Metode ini secara khusus digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput. Profil Arsitektur Metode ini menjadi dasar untuk memperoleh gambaran kompsisi, struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi, sehingga memberikan informasi menegenai dinamika pohon dan kndisi ekolginya, dari profil arsitektur ini juga dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan peranannya di dalam ekosistem suatu komunitas vegetasi. Halle at al (1978), menggolongkan pohon-pohon yang terdapat di dalam suatu komunitas alam tropika berdasarkan kepada kenampakan arsitektur, ukuran pohon, dan keadaan biologi pohon, menjadi 3 golongan pohon, yaitu : 1. Pohon masa mendatang, yaitu pohon yang mempunyai kemampuan untuk berkembang lebih lanjut atau pada masa datang. Pohon tersebut pada saat ini biasanya merupakan pohon yang kodominan, dan diharapkan pada masa datang akan menggantikan pohon-pohon yang pada saat ini dominan. 2. Pohon masa kini, yaitu pohon-pohon yang sedang berkembang penuh dan merupakan pohon yang dominan yang paling menentukan di dalam profil arsitektur komunitas tumbuhan saat kini. 3. Pohon pada masa lampau, yaitu pohon-pohon yang sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan selanjutnya akan mati. Biasanya pohon-pohon ini merupakan pohon tua yang tidak produktif lagi. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: • Benang kasur • Tali rafia • Meteran • Patok kayu • Millimeter block 2. Bahan: • Sebuah tipe komunitas tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum D. PROSEDUR KERJA Prosedur Kerja Metode Kuadrat: 1. Menentukan suatu areal tipe vegerasi yang menjadi objek untuk dianalisis. 2. Menentukan luas petak contoh dari hasil pembuatan kurva spesies area, dan dan banyaknya petak contoh tergantung dari biaya, waktu, dan tenaga. Bentuk petak contoh dapat berupa lingkaran, empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari tujuan serta komunitas yang sedang diamati. 3. Menentukan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara sistematik atau kombinasi keduanya, yaitu pertama membuat acak dan selanjutnya melakukan sistematis. 4. Mencatat data setiap individu jenis yang terdapat dalam setiap petak contoh. 5. Menetukan besarnya Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut. 6. Menentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR) SDR menujukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100% sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Prosedur Kerja Metode Kuadran : 1. Langkah awal dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman peta vegetasi dan areal yang akan dianalisis, kita menetukan pengamatan di lapangan dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang diamati. 2. Langkah selanjutnya menetukan satu titik (misalnya titik A) terletak pada transek tersebut. Pada titik A tersebut membuat garis lurus yang tegak lurus terhadap treansek. 3. Selanjutnya untuk arah pergerakan (kompas) disesuaikan dengan arah transek. Hasil dari perpotongan garis dengan transek tersebut didapatkan empat kuadran yaitu kuadran 1, 2, 3, dan 4. 4. Pada tiap kuadran melakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tihang dengan titik pengamatan (titik A) diameter pohon pada setinggi dada atau 50 cm di atas akar papan (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 cm sampai berdiameter 10 cm disebut pancang/saling, dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 cm disebut seedling (anakan/semai). 5. Bila terdapat dua jenis pohon, yang dilakukan pengukuran adalah jarak pohon terdekat dengan titik A. 6. Penentuan jarak antara titik-titik pengamatan selanjutnya dinilai dari awal pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke (B), sejauh lebih besar dari dua kali (> 2 kali) jarak rata-rata antara pohon yang adad di daerah vegetasi yang akan dianalisis. Begitu juga dengan titik pengamatan berikutnya (C, D dst.) jaraknya adalah lebih besar 2 kali (> 2 D) jarak rata-rata pohon (D). 7. Selanjutnya pada setiap titik pengamatan membuat empat kuadran yang berpusat di titik pengamatan tersebut. Pada setiap kuadran melakukan pengukuran terhadap satu pohon dan satu tihang yang jaraknya paling dekat ke titik pengamatan. Hal ini seperti telah dilakukan pada titik A (pont 2 dan 3). Prosedur Kerja Metode Garis Menyinggung : 1. Terhada tipe vegetasi yang diamati di dalamnya dibuat jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang pada dasarnya ditentukan secara acak, sistematik atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi tidak ada di daerah ekoton. 2. Jalur-jalur transek tersebut dibagi ke dalam interval-interval. Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap sebagai satuan terkecil analisis vegetasi. 3. Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak di atas maupun di bawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya. 4. Data yang tercatat dari masing-masing jenis individu itu adalah berupa pengukuran panjang transek yang terpotong (Intercept. I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan ke dalam transek. 5. Unuk individu-individu yang terukur yang tidak dikenal di lapang, maka harus diidentifikasi di laboratorium. 6. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun besaran indeks nilai penting jenis-jenis di dalam komunitasnya dengan memperhatikan persamaan-persamaannya. Prosedur Kerja Profil Arsitektur : 1. Berdasarkan peta vegetasi, menentukan komunitas vegetasi yang diamati. 2. Melakukan pengecekan ke lapangan dan berdasarkan kepada luasan komunitasnya, menentukan intensitas sampling hutan tersebut yang akan diamati. 3. Membuat petak-petak contoh pengamatan di lapangan (20 x 20 cm) 4. Selanjutnya padea setiap petak contoh tersebut terhadap seluruh pohon yang ada diberi nomor dan melakukan pengukuran diameter, tinggi pohon, tinggi pohon batas tajuk dan proyeksi tajuk pohonnya. 5. Membuat grafik profil vegetasinya di kertas millimeter blok dengan skala tertentu. Memproyeksikan hasil-hasil pengukuran pohon tersebut untuk tinggi pohon dan arsitektur tajuknya secara vertikal dan proyeksi tajuk pohon secara horizontal . 6. Dari hasil pengukuran profil arsitektur menentukan jenis-jenis pohon yang termasuk pohon masa mendatang, masa kini, dan masa lampau. Untuk menunjang pembahasan dalam praktikum ini melakukan pengukuran faktor-faktor lingkungan yang lain seperti kelembaban, intensitas cahaya, temperatur udara, dan sebagainya. E. HASIL PENGAMATAN Metode Kuadran Kuadran ukuran 17 m x 17 m  Dari titik pusat ke pohon, I = 40 cm  Dari titik pusat ke tihang, I = 12 cm  Dari titik pusat ke pohon II = 15 m  Dari titik pusat ke pohon III = 17 m  Dari titik pusat ke tihang II = 17 m Terdapat lamtoro dan tanaman paku. Metode Garis Menyinggung 1. Di daerah Zona 3 TNGC di dekat curug Sabuk, garis horizontal 500 cm dan vertikal 20 cm terdapat spesies yang menyinggung tali yaitu paku-pakuan sebanyak 6, lamtoro sebanyak 3 dan rumput sebanyak 3. 2. Di daerah dekat air panas terdapat beberapa spesies yang menyinggung tali yaitu diantaranya rumput teki, suketjarem, anggur-angguran dan lumut daun. Metode Kuadrat No Jenis Kuadrat I Kuadrat II Kuadrat III 1 Semak 4 jenis 3 jenis 3 jenis 2 Anakan 1 jenis 1 jenis 1 jenis 3 Tihang 1 jenis 1 jenis 1 jenis 4 Pohon - - 1 jenis  Yang lebih dominan: kotak I tihang, kotak II semak, kotak III semak. Profil Arsitek Terlampir F. PEMBAHASAN Praktikum kali ini mengenai analisis vegetasi yang bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati. Dalam praktikum analisis vegetasi ini dilakukan beberapa metode yaitu metode kuadran, metode kuadrat, metode garis singgung dan metode profil arsitek yang akan dibahas satu persatu. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Pada praktikum analisis vegetasi dengan melakukan metode kuadran dimana pada metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya yang sangat cocok praktikum kali ini yang bertempat di vegetasi hutan TNGC. Praktikum ini dilaksanakan tanggal 12 Desember 2011 pada pukul 11.00 WIB dengan kondisi cuaca cerah. Praktikum ini bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami dan mempraktikan metode kuartaer ini dengan baik di lapangan. Tiap kelompok mendapat tansek sepanjang 17 m x 17 m. Transek tersebut dibagi menjadi 5 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 10 m. Di tiap titik pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot menjadi 3 kuarter, pada masing-masing kurter terdapat 3 kuadran. Dalam satu kuadran hanya didaftarkan satu jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semak, tiang dan pohon), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran. Metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut. Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas). Titik pusat kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak antara titik pusat dengan pohon. Dari ketiga plot tersebut dapat diketahui ada spesies dominan seperti Tihang dan semak-semak karena jenis spesies tersebut terdapat hampir di setiap plot. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda. Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang dominan. Ketinggian tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan. Walaupun, berbagai bentuk kehidupan dapat memberikan pemikiran khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas. Dalam metode Garis menyinggung digunakan sebuah tali yang memanjang dengan ukuran 15 m dibentangkan dan di ikatkan pada sebuah patok dengan tinggi dari permukaan tanah adalah 20 cm. Tujuannya adalah untuk menghitung jumlah daun yang menyinggung pada tali yang di bentangkan tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan 2 sampel. Yang pertama, yaitu dilokasi Zona 3 dekat curug Sabuk. Dengan menggunakan metode garis menyinggung ditemukan 6 paku-pakuan, 3 lamtoro dan 3 rumput. Yang kedua, di lokasi yang dekat dengan air panas terdapat beberapa tumbuhan yang menyinggung tali yaitu rumput teki, suket jarem, anggur-angguran dan lumut daun. Berdasarkan percobaan tersebut, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa suatu lokasi yang berada jauh dari permukaan laut maka akan memiliki vegetasi yang tinggi. Hal ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu, kelembapan, keadaan tanah dan intensitas cahaya. Pada metode Kuadrat dengan mengacu pada data hasil pengamatan di atas maka pada kuadrat 1 di temukan vegetasi dominan yaitu semak, kuadrat 2 yaitu semak dan kuadrat 3 yaitu semak. Dengan demikian secara keseluruhan vegetasi semak merupakan vegetasi dominan yang menempati lokasi tersebut. Pada metode profil arsitek, kegiatan dilakukan di lokasi yang terdapat pada sekitar zona 3 didekat curug Sabuk. Tujuannya untuk mengetahui pohon masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang. Sesuai dengan namanya, maka metode ini dilakukan dengan cara menggambar pada milimeter blok. Gambar dilukis dengan cara menggambar juga bayangannya yang terpantu di atas tanah. Dengan demikian akan terlihat pohon-pohon yang dimaksudkan seperti di atas. Dengan menggunakan metode-metode tersebut maka kita dapat mengetahui vegetasi-vegetasi yang terdapat di sekitar zona 3 TNGC. Dalam penggunaan setiap metode menggunakan lokasi yang berbeda sehingga vegetasinya pun beragam. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya tanah, suhu, iklim, pH, intensitas cahaya dan kelembapan. G. KESIMPULAN Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa banyaknya jenis dan jumlah individu yang dapat ditemukan di daerah tertentu dari suatu populasi yang membentuk suatu komunitas dan menjadi ekosistem pada pengamatan Analisis vegetasi di TNGC dengan berbagai macam metode menunjukan hasil yang berbeda. Faktor tersebut bisa dikarenakan keadaan tanah seperti kesuburan tanah, suhu tanah serta kelembaban dan faktor lainnya yang mempengaruhi jenis populasi yang hidup di daerah tertentu. Pada metode kuadran spesies tumbuhan yang mendominasi adalah spesies anakan. Pada metode kuadrat, spesies tumbuhan yang mendominasi adalah spesies semak. DAFTAR PUSTAKA Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi Umum. Jambi: Universitas Jambi press. Anfisman. 2011. Diakses dari http://nur-hafidin.blogspot.com/2011/02/laporan-ekologi.html , pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB. Anonim. 2010. Diakses dari http://id.wikipedia.Analisis-vegetasi.org , pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB. Hadisubroto,tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: DepDikBud. Irawan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip – Prinsip Ekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara. ________. 2010. Diakses dari http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0027%20Bio%201-6b.htm , pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB. Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press. Soetjipta.1992. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta: DepDikBud DIKTI. Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Pentingnya Membangun Lingkungan Berkarakter

Kita harus berperilaku dengan cara yang memungkinkan kita berkata kepada semua orang,
“Berperilakulah seperti aku”

Banyak sekali email yang masuk dan bertanya apa kunci sukses Pendidikan Karakter. Nah, Kali ini kita akan membahas tentang kunci tersebut, kita akan bahas pentingnya sebuah lingkungan yang berkarakter bagi keberhasilan Pendidikan Karakter. Setujukah anda, bahwa untuk mencapai Pendidikan Karakter yang bermutu dan maksimal, dimulai dengan membangun sebuah lingkungan yang berkarakter?
Baiklah, sebelum kita ulas, saya pernah mendengar sebuah pepatah kuno mengatakan: apabila kita berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita akan ikut wangi. Sedangkan berteman dengan penjual ikan, maka kita akan ikut amis. Marilah kita renungkan sejenak. Sebenarnya ungkapan tersebut sangat sesuai menggambarkan peran lingkungan dalam kehidupan kita. Lingkungan sangat menentukan proses pembentukan karakter diri seseorang. Lingkungan yang positif bisa membentuk kita menjadi pribadi berkarakter positif, sebaliknya lingkungan yang negatif dan tidak sehat bisa membentuk pribadi yang negatif pula. Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter-karakter individu yang ada di dalamnya.
Seorang anak kecil yang terbiasa berkata kotor, tentu saja ia meniru dari sekitarnya. Anda tidak perlu jauh-jauh mencari penyebab anak tersebut suka berkata kotor. Tentu saja itu adalah hasil meniru dari lingkungannya. Untuk mengatasinya, lebih baik anda mengatasi dari sumber masalahnya. Untuk menanggulangi penyakit, jangannya anda menunggu salah satu anggota keluarga anda sakit lantas mengobatinya. Bukankah lebih baik anda mulai mengatur pola hidup sehat, sehingga penyakit tidak akan menyerang dan menjangkiti anda. Inilah yang saya maksud dengan mengatasi persoalan dari sumbernya.
Lalu, apakah sumber masalah anak kita berkata kotor? Saya yakin, anda pasti akan memerintah anak anda untuk berhenti berkata kotor, lalu kalau anak anda kembali mengulang dan tidak patuh dengan perintah anda, anda akan memukulnya. Namun, anak anda justru semakin menjadi-jadi karena ia merasa tidak diberi hak untuk mengatur dirinya sendiri. Anda tidak akan mudah meminta si anak yang terbiasa berkata kotor itu untuk berhenti berkata, sementara orang lain juga melakukan yang sama. Untuk itu, titik pemecahannya adalah dengan menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak dan individu yang tinggal di dalamnya.

Lingkungan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu. Lingkungan yang berkarakter adalah lingkungan yang mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai karakter dalam kehidupan, sepeti karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, kejujuran / amanah, diplomatis, hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong, gotong royong / kerjasama dan lain-lain. Karakter tersebut tidak hanya pada tahap pengenalan dan pemahaman saja, namun menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Barangkali dalam benak anda terbayang betapa susahnya membentuk lingkungan yang berkarakter. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri yang selanjutnya diteruskan dalam lingkungan keluarga. Diri sendiri harus dibenahi terlebih dahulu sebelum membenahi orang lain. Biasakan membangun pola pikir positif, melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, membangun karakter diri yang pantang menyerah dan seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga kita biasakan menerapkan nilai-nilai tersebut. Misalnya, terbiasa jujur dan terbuka pada anak, memberi kesempatan anak berpendapat dalam memutuskan bahan dekorasi rumah, mengajak anak berunding tentang tempat les sekolah, dan mengajak anak untuk ikut berbagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Hal itu bagian dari proses membangun karakter anak. Salinglah tolong-menolong sesama anggota keluarga. Biasakan anak mengeksplor dirinya. Memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya. Itu merupakan proses demokrasi dalam keluarga.
Kebiaasaan-kebiasaan positif semacam itu pada akhirnya akan diteruskan oleh si anak pada lingkungan sosial yang lebih besar, yakni di sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah institusi pertama tempat anak membangun karakternya. Kita sebagai orang tua hendaknya menerapkan pola asuh dan pendidikan yang sehat dan baik dalam keluarga. Dengan begitu, anak-anak kita yang telah tertanam kepribadiannya akan menjadi pribadi yang menyebarkan karakter positif pada lingkungan. Di sekolah, pendidikan karakter juga hendaknya diwujudkan dalam setiap proses pembelajaran, seperti pada metode pembelajaran, muatan kurikulum, penilaian dan lain-lain.
Pernahkah anda memberi kesempatan pada anak anda meluangkan waktu untuk bermain? Atau mendorong anak anda untuk menekuni bakat dan minat yang dimilikinya. Sebenarnya kesempatan bergaul dengan sebaya merupakan proses pengembangan karakter anak. Dengan bergaul, anak akan belajar memahami dirinya dan orang lain. Dengan demikian ia akan belajar bagaimana membangun hubungan dengan orang dan lingkungannya.

Di lingkungan sekolah sebenarnya anak didik memiliki wadah untuk mengembangkan diri dan membangun karakter diri melalui kegiatan ekstrakulikuler. Pendidikan ekstrakulikuler merupakan media untuk membangun rasa tanggung jawab, kemampuan bersosialisasi dan interaksi, toleransi, bekerjasama dan lain-lain.
Namun, seiring dengan tuntutan sekolah dengan berbagai mata pelajaran dan pelatihan untuk Ujian Nasional telah menyita waktu untuk mengembangkan diri mereka. Apakah anda termasuk orangtua yang hanya mendorong anak untuk terus belajar dan mengabaikan minat dan hobi yang dimilikinya? Jika iya, cepat-cepatlah merubah cara pandang anda dan beri kesempatan anak untuk membagi waktu belajar dan bermain.
Kenyataan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh prestasi sekolah hendaknya kita sadari. Benar adanya bahwa kemampuan menjalin hubungan dan kecerdasan emosional sebagian besar menentukan proses pengembangan diri dan meraih keberhasilan.
Jika memang demikian, marilah kita ciptakan lingkungan yang berkarakter. Sehingga, putra-putri kita kelak akan menjadi generasi berkarakter yang tidak pantang menyerah ketika menghadapi tantangn dalam hidupnya. Dan mereka akan selalu optimis dalam meraih kesuksesan dengan bekal nilai-nilai yang telah tertanam dalam lingkungan yang berkarakter tersebut.

Salam
Timothy Wibowo

Artikel Masalah Pendidikan di Indonesia

Artikel Masalah Pendidikan di Indonesia

Mewujudkan Pendidikan Karakter yang Berkualitas

Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya, kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Annie Sullivan (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved”.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni “intelligence plus character that is the goal of true education” (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholders terdekat dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Ingin mewujudkan pendidikan karakter yang berkualitas? Maka kuncinya sudah dipaparkan diatas, ada alat ukur yang benar sehingga ada evaluasi dan tahu apa yang harus diperbaiki, adanya tiga komponen penting (guru, keluarga dan masyarakat) dalam upaya merelaisasikan pendidikan karakter berlangsung secara nyata bukan hanya wacana saja tanpa aksi. Ingat, Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah praktekan setelah informasi tersebut di berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.